Blog ini..
Salinan dari sebuah buku Diary.. yang kutulis dengan penuh Cinta, yang akan ku persembahkan sebagai “kado”, untuku, istriku dan anak anakku kelak…


Kumpulan Artikel yang insyallah akan membantu kami dalam membangun keluarga yang Barokah….Amin

Kamis, 24 Juli 2008

Pohon Kebaikan

Pohon Kebaikan

Seorang lelaki yang cukup umur mempunyai kebiasaan unik dalam merayakan setiap ulang tahunya. Jika kebanyakan orang berulang tahun dengan meniup lilin, bernyani, memotong kue, atau makan makan, mak yang dilakukan laki laki itu adalah menenam pohon dijalanan.

Cukup satu pohon untuk penambahn bilangan satu tahun umurnya. Pohon pohon itu selalu ia tanam ditempat tempat yang memungkinkan banyak orang berlalu lalang. Tidak hanya menanamnya, ia pun merawatnya untuk memastikanpohonnya tumbuh dengan bai.

Berpuluh tahun kebiasaan itu ia lakukan hingga sudah berpuluh pohon pul yang berbatang kokoh dan rimbun di jalanan. Ia pun hapal semua pohon yang ditanamnya. Ketika melewati sebuah perempatan ia melihat pohonnya berdiri disana, lantas pria itu akan ingat pohon itu ditanam tepat diusianya yang keberapa.

Setiap ia melewati pohon pohon yang ditanamnya, hatinya selalu dipenuhi rasa haru dan bahagia. Kadang ia saksikan seseorang terdidur lelap dibawah pohonnya, atau seorang ibu yang membawa beberapa anak kecil beristirahat sejenak sebelum sebelum melanjutkan pejalanan. Ia selalu melihat ekspresi yang berbeda antar orang yang terlindung dibalik dedaunan dan orang yang langsung kena terik matahari, ia merasakan kebahagiaan, ketentraman, dan kedamaian yang dirasakan oleh orang orang yang ada dibawah pohon pohon itu.

Apa yang dilakukan lelaki itu tmpaknya sederhana, namun deri kesederhanaan itu mendatangkan manfaat yang sangat banyak. Entah berapa banyk burung burung yang beranak pinak dipohonnya itu, dan kicauannya menghibur orang orang disekitarnya.

Entah berapa banyak gas beracun yagn di serap pepohonan itu dan entah berapa pula banyaknya oksigen meneber memberi kesegaran . entah berapa banyak orang yang merasakan manfaat dari pohon peneduh dipinggir jalan. Pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, pencari kerja yang telah lelah mengetuk pintu kantor demi kantor, penungggu angkutan umum dan masih begitu banyak lagi

Laki laki itu tak pernah menghitung berappa berapa banyak dan berapa besar manfaat dari pohonnya itu. Tetapi andaikan dalam sehari ada 100 orang saja yang berteduh dan merasakan kesejukan pohon itu, jika dikali sebulan, setahun, sepiuluh tahu, limapuluh tahu, maka akan ada jutaan orang yang menikmati kehadiran pohon itu.

Saat waktu senggang, kadang ia mendatangi salah stu pohonya. Kenangan perjalanan hidup di usia saat dia menanam pun kadang serentak hadir. Hal ini membuat ia senantiasa mengingat momen demi momen kehidupannya. Membuat ia selalu menghayati setiap tahap kehidupannya. Pohon itupun memberi manfaat yang tak terkira bagi dirinya sendiri

Oleh karena itu, saat selesai menanam ia senantias berjanji andaikan Allah swt memberinya izin hidup hingga tahun mendatang maka ia akan menanam lagi pohon baru

Andaikan kebaikan itu tampak seperti poho yang tumbuh hijau merimbun, mungki akan banyak orang yang merasa terpacu untuk selalu menanam pohon kebaikan. Namun percayalah meski secara kasat mata tak tampak, kebajikan itu akan berakar kuat, tumbuh menjulang, berdaun banyak dan bahkan berbuah lebat tanpa kita sadari.


Apa yang kita laukukan saat memperingati hari kelahiran? Apa yang telah kita ajarkan kepada anak anak ketika berulang tahun? Apakh kita hanya terseret dalam arus tradia??

(diambil dari majalah Hidayatullah)

Tidak ada komentar: